Perjalanan profesi bimbingan dan konseling di Indonesia telah memasuki usia yang cukup panjang. Sejak berlaku secara resmi pada tahun 1967 di sistem pendidikan Indonesia, profesi bimbingan dan konseling semakin menguatkan perannya sebagai profesi yang bermartabat dan bermanfaat. Hal ini dipertegas dengan disebutkan Istilah Konselor sebagai Pengampu profesional pelayanan bimbingan dan konseling sejak sebagai dikeluarkannya Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Pengakuan posisi bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia bukan berarti tidak menimbulkan masalah terhadap profesi dimaksud, seperti masih ditemukan persepsi Konselor (Guru BK) sebagai Polisi Sekolah, tidak diberikan jam tatap muka masuk kelas, bisa di ampu oleh guru non keilmuan BK dan masalah masalah lainnya. Buku ini merupakan produk pembelajaran berbasis masalah pada MK Profesi BK di FIP Universitas Negeri Padang yang diinisiasi oleh Dr. Afdal, M. Pd. Kons bersama mahasiswa. Gagasan dalam buku ini dibagi ke dalam 6 (enam) bagian yakni Profesionalisme konselor, Stigma mengenai guru BK (Konselor), Jangan Takut Guru BK (Konselor), Hitam Putih BK (Mindset siswa terhadap Guru BK), Problematika Guru BK dan Perangkat Sekolah lainnya serta bagian yang membahas Peran Konselor Sekolah dalam perencanaan karir siswa dan kenakalan remaja dan masalah lainnya.