Pada awalnya, pelaksanaan audit yang dilakukan pada perusahaan masih menggunakan teknik tradisional, dan dalam pengolahan datanya belum membentuk sistem komputer sebagai instrumen utamanya. Auditor berpendapat bahwa bukti yang cukup dapat menghasilkan proses audit yang sukses tanpa keterlibatan langsung mereka dalam evaluasi pengendalian sistem komputer. Perkembangan teknologi informasi yang terus berlangsung berdampak pada prosedur akuntansi yang berjalan dari waktu ke waktu. Laporan keuangan yang berfungsi sebagai objek praktik audit, sehingga apa pun yang dibuat untuk proses akuntansi pada akhirnya akan mempengaruhi proses audit juga. Oleh karena itu, disebutkan bahwa audit berbasis teknologi informasi telah menggantikan audit tradisional sebagai akibat dari keharusan bagi auditor untuk melakukan proses pembuatan kertas kerja audit, mendapatkan informasi, deteksi penipuan, pemantauan rutin, pelaporan audit, penyimpanan file audit, dan analisis data.
Penggunaan teknologi dalam audit sebagian besar berupa analitik data. Analitik data tersebut merupakan ilmu pengetahuan dan seni dalam menemukan dan menganalisis pola, mengidentifikasi anomali, dan mengekstraksi informasi berguna lainnya dalam data yang terkait dengan materi pelajaran audit melalui analisis, pemodelan, dan visualisasi untuk tujuan perencanaan atau pelaksanaan audit. Analisa ini salah satunya dengan menggunakan ACL.
Audit Command Language (ACL) umum dirancang oleh Prof. Hart J. Will pada tahun 1970-an. Penggunaan GAS relatif baru dalam praktik audit di Indonesia. Penerapan GAS untuk perusahaan audit besar dan menengah di Indonesia sudah memadai, namun penerapannya masih tertinggal untuk perusahaan kecil. Kemampuan perhitungan ACL sangat luas dan mendukung semua kebutuhan perhitungan ulang serta pemodelan audit dasar. Pada materi ini dijelaskan mengenai prosedur input data pada ACL dan juga beberapa prosedur praktek pada ACL.