Indonesia merupakan daerah yang rentan terhadap risiko bencana. Upaya atau pencegahan dari dampak yang akan ditimbulkan ketika bencana terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap prabencana, tanggap darurat dan tahap pemulihan. Dimulai sejak Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030 disepakati, maka telah memberikan perubahan fokus dalam penanganan bencana. Perubahan tersebut yaitu dari konsep manajemen bencana berubah menjadi manajemen risiko bencana. Adanya perubahan ini lebih di fokus kan pada pencegahan munculnya risiko baru dan mengurangi risiko yang sudah ada serta memperkuat ke tangguhan menghadapi bencana.
Sehingga perlunya pengurangan risiko dari potensi bencana yang akan terjadi, salah satunya dengan melakukan mitigasi bencana. Perlunya konstribusi dari masyarakat salah satunya kader, dimana kader menjadi garda terdepan dalam mengurangi risiko bencana. Terutama untuk mengurangi dampak yang akan ditimbulkan kepada kelompok berisiko seperti lansia. Sehingga perlunya pembekalan yang harus didapatkan oleh lansia apa yang dapat dilakukan ketika bencana terjadi.
Kader dapat berperan dalam kesiapsiagaan bencana seperti memberikan penyuluhan mengenai bahaya yang ditimbulkan dari bencana, memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat selama dan setelah keadaan darurat.