Buku tentang hidrologi sastra ini, benar-benar ide orisinal. Ide terbaru. Gagasan yang tergambar dalam buku ini, hendak memberikan pilar-pilar kajian hidrologi sastra. Yang jelas, kajian hidrologi sastra itu sebuah ruang baru pemahaman sastra. Sejarah hidrologi sastra di nusantara belum begitu panjang. Namun tidak berarti perspektif hidrologi sastra ini bergerak dan berproses tanpa dasar.
Pemahaman teks-teks sastra tentang air, sudah selayaknya dikaji dari perspektif hidrologi sastra. Terlebih lagi secara filosofi, hidup manusia sulit llepas dari dunia air. Satsrawan sering menggarap fenomena air dalam aspek multidimensional kehidupan. Kajian-kajian hidrologi sastra yang tersaji dalam buku ini, boleh dikatakan tergolong terobosan terbaru. Perspektif yang disusun dalam buku ini dilandasi teori, sejarah, dan contoh-contoh kajian yang representatif.
Ada perbedaan antara sastra maritim dan hidrologi sastra. Jika sastra maritim berusar pada air di laut dan seluk beluknya, hidrologi satsra justru lebih dari itu. Hidrologi sastra memuat sastra maritim. Air mata, mata air, embun dan sejenisnya menjadi perhatian hidrologi sastra. Tegasnya, hidrologi sastra termasuk kajian transdisipliner sastra. Di dalamnya sudah ada perpindahan ilmu dari wilayah yang berbeda. Hidrologi adalah ilmu eksakta dan sastra sebagai ilmu humaniora. Gabungan dua wilayah ilmu itulah yang disebut kajian transdisipliner sastra.