Saat ini gangguan keamanan sudah tidak asing lagi bagi sebagaian besar masyarakat Indonesia, untuk itu dipandang perlu untuk mengadopsi konsep Community Policing (Perpolisian masyarakat) atau biasa disingkat dengan “Polmas”. Konsep “Polmas” yang ditetapkan Polri merupakan salah satu cara efektif untuk membangun kerjasama antara Polri dengan masyarakat, sekaligus menjamin adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia. Melalui kemitraan tersebut akan memungkinkan masyarakat memahami tugas pokok dan peran polisi. Dengan demikian, masyarakat akan mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan sosial yang muncul, khususnya berkenaan dengan kamtibmas dan pada akhirnya masyarakat mau dan mampu bersama dengan polisi dalam mencegah dan sekaligus memberantas kejahatan.
Ujung tombak pelaksanaan polmas adalah Bhayangkara Pembina keamanan dan ketertiban masyarkat atau disingkat Bhabinkamtibmas yang merupakan community officer (petugas polmas). Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas di wilayah desa/kelurahan. Dalam buku ini selain dijelaskan mengenai seluk beluk Bhabinkamtibmas, penulis juga memberikan penjabaran terkait permasalahan Kamtibmas yang merupakan wewenang dari anggota Bhabinkamtibmas itu sendiri, seperti kenakalan remaja; penyalahgunaan narkoba; balapan liar dan geng motor; tawuran antar kelompok; kekerasan dalam rumah tangga; kekerasan terhadap anak; perjudian; terorisme; kebakaran; dan juga bencana alam.