Menurut hasil studi Global Burden of Disease tahun 2019, penyakit ginjal kronis merupakan penyebab kematian ke-18 secara global pada semua kelompok usia, penyebab kematian ke-9 pada kelompok usia >74 tahun dan menjadi penyebab kematian ke-8 pada kelompok usia >50. Pada pengobatan penyakit ginjal kronis terdapat beberapa treatment yang bisa dilakukan oleh penderita penyakit ginjal kronis seperti hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018 didapatkan bahwa 98% penderita penyakit ginjal kronis menjalani terapi hemodialisis. Hemodialisis merupakan terapi pengganti fungsi ginjal berteknologi tinggi sebagai upaya untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah dengan tujuan utama menghilangkan gejala dengan mengendalikan kadar ureum kreatinin dalam darah, kelebihan cairan, dan ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi pada pasien dengan kondisi penyakit ginjal kronis. Literasi kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan medikasi. Literasi kesehatan adalah kombinasi dari informasi yang dibutuhkan, motivasi dan kompetensi yang diperlukan untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat keputusan atau penilaian mengenai perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Literasi kesehatan sangat penting karena literasi yang rendah telah dikaitkan dengan outcome kesehatan yang lebih buruk, termasuk peningkatan penggunaan layanan darurat, rawat inap, dan penyebab kematian. Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik tahap akhir, literasi kesehatan yang rendah telah dikaitkan dengan pengetahuan penyakit ginjal yang lebih rendah dan kematian yang lebih tinggi.