Zaman sekarang (new life>< old life) sering kali diidentikan dengan neo idol (jahiliyah modern seperti di ungkap Sayyid qutub dalam majalah al-liwa mishriyyah). Sayyid qutub dikenal tokoh ikhwanul muslimin Mesir, dan memiliki reputasi intelektual yang cemerlang, usia 11 tahun hafal al quran dan setelah dewasa menulis tafsir "fi dzilalil quran" (hidup dalam lindungan al quran). Tahun 1948 ia menyandang dua gelar erguruan tinggi di Amerika yaitu teacher colladge dan Standford university. Pernah dididik di alam skuler, tetapi justru melihat kemajuan akal manusia membawa kepada kehidupan jahiliyyah yang paling buruk dan lebih buruk dari jahiliyyah sebelum masa Nabi Saw. Pemikirannya tentang penyembahan berhala yang di jalani manusia modern, dikatakannya tidak menyembah dalam arti fisik, tetapi jahiliyyah dalam non fisik yaitu pikiran dan sikap hidup yang menyimpang dari kodrat kemanusiaan yang memiliki nurani (fitrah). Dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya semata tidak ada dalam pikiran manusia modern tentang martabat, tentang husnul hayat, apalagi mikirkan khusnul khotimah : yang penting bagi manusia modern, dapat untung berapa, bagiannya berapa, makan apa, anak bisa sekolah (pie iso mangan/ priben bisa atob) walaupun dijalaninya dengan makan siapa menipu sesama, bahkan jika perlu mengkhianati agamanya dan bahkan membunuh agama dalam dirinya, imannya mereka jual untuk mendapatkan 3Ta (tahta, harta dan wanita). Inilah yang disebutnya jahiliyah modrn. Manusia seperti ini selalu ada sepanjang sejarah, tidak hanya mereka tidak bersekolah, tetapi juga yang bergelar akademik tinggi (akal jasmaninya tidak konduk/nyambung dengan akal rohaninya (lahum qulubub la yafqohuna biha/ al a'raf 179).