Pada buku pertama/sebelumnya telah dijelaskan mengenai Navigasi Udara yang memiliki 42 pasal dari Konvensi Chicago 1944. Dan pada buku kali ini berkaitan tentang Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau biasa lebih dikenal dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) yang merupakan bagian ke-dua dari Konvensi Chicago Tahun 1944. Pada bagian kedua dari Konvensi tersebut terdiri dari 24 pasal yang dimulai dari pasal 43 hingga pasal 66.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau yang lebih dikenal dengan ICAO memiliki hukum tersendiri yang mengatur organisasi tersebut berjalan. Baik dari sisi struktur organisasi, fungsi, tujuan, aturan pemilihan, dan semua aturan yang menyangkut organisasi. Selain memiliki aturan/regulasi secara organisasional, ICAO juga mengeluarkan/menerbitkan aturan-aturan/regulasi-regulasi dalam bentuk SARPs (Safety and Recommendation Practices) dan PANS (Procedure for Air Navigation System), dimana sejak Negara Indonesia bergabung dengan ICAO dengan menandatangani Konvensi Chicago ini pada tahun 1950 hingga sekarang, Negara Indonesia telah banyak meratifikasi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh ICAO dalam bentuk Peraturan Nasional.
Pada buku kali ini yang merupakan buku sambungan dari buku sebelumnya yang berjudul “Hukum Udara Indonesia Pada Bagian Navigasi Udara Zaman Now”, akan dibahas baik dari sejarah Organisasi Penerbangan Sipil Internasional/ICAO yang dilihat dari kaca mata Konvensi Chicago 1944 dan juga bagaimana perkembangannya hingga saat ini. Selain itu, bagaimana status dan juga posisi Negara Indonesia pada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional saat ini. Selain itu, buku ini juga membahas bagaimana Organisasi Penerbangan Sipil Internasional/ICAO beradaptasi dengan teknologi dan lingkungan serta isu-isu penting lainnya yang terutama berdampak langsung terhadap keselamatan penerbangan.