Model ini bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada orang tua dalam memahami dan mengatasi peran gender yang dapat mempengaruhi cara mereka mengasuh anak-anak mereka. Tujuan perancangan model parenting education yang responsif terhadap gender sebagai solusi untuk meningkatkan pemahaman pengasuhan anak di dalam keluarga. Dalam masyarakat yang beragam, peran gender sering kali memberikan panduan tentang bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak-anak mereka. Namun, panduan tersebut dapat mengarah pada pemahaman yang sempit tentang peran gender dan cenderung menciptakan stereotip yang membatasi perkembangan anak. Oleh karena itu, pengembangan model parenting education yang responsif gender menjadi penting untuk memperluas wawasan orang tua tentang peran gender dalam pengasuhan anak. Model ini didasarkan pada pendekatan inklusif dan progresif yang mencakup dua aspek utama:
1. Pemahaman Gender: Orang tua diberikan pemahaman mendalam tentang arti sebenarnya dari gender, perbedaan antara gender dan seksualitas, serta keragaman identitas gender. Dengan demikian, mereka dapat mengenali pentingnya menghormati dan menerima perbedaan gender di dalam keluarga.
2. Penyadaran akan Stereotip Gender: Orang tua akan diajak untuk mengidentifikasi stereotip gender yang mungkin telah tertanam dalam pola pikir mereka. Model ini akan membantu mereka memahami bagaimana stereotip gender dapat mempengaruhi cara mereka mengasuh anak-anak mereka dan bagaimana menghindari perilaku yang memperkuat peran gender yang sempit.
Dengan adanya model parenting education responsif gender ini, diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman pengasuhan anak di dalam keluarga. Orang tua akan lebih terbuka dan paham dalam memahami kebutuhan unik setiap anak, serta mampu memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan potensi dan minat anak tanpa memandang jenis kelamin mereka. Seiring berjalannya waktu, diharapkan model ini akan menghasilkan dampak positif dalam menciptakan generasi muda yang lebih berdaya, peka gender, dan menghargai keragaman dengan mengatasi peran gender yang stereotipikal.