Indonesia sebagai daerah tropis mempunyai keanekaragaman hayati baik di darat maupun di laut yang sangat tinggi khususnya di wilayah pesisir. Tingginya keanekaragaman hayati tersebut tidak lepas dari kondisi geofisik dan letak geografis perairan Indonesia. Seperti diketahui Indoensia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang pantai tercatat 54.716 km adalah terpanjang nomor dua di dunia setelah Kanada.
Jawa timur yang merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki banyak pulau serta Pantai yang cukup panjang. Sedangkan Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang memiliki pesisir terpanjang di Jawa Timur. Dengan ekosistem sumber daya pesisir yang sangat produktif seperti terumbu karang dan mangrove, bahkan di ujung utara perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan pesisir selatan dipenuhi dengan mangrove, bahkan mangrove yang tersebar hampir di sepanjang pesisir Kabupaten Banyuwangi.
Namun, pemanfaatan sumber daya alam di pesisir sering merusak atau menurunkan potensi sumber daya itu sendiri. Dan satu hal yang perlu digaris bawahi, bahwa kerusakan sumber daya alam di pesisir sumbernya bukan hanya berasal dari kawasan pesisir dan laut, akan tetapi juga dari daerah atas (up land). Karenanya pengelolaan terhadap aktivitas tersebut atau konservasi ekosistem sumber daya alam baik di daerah up land maupun low land perlu dilakukan.
Bicara tentang konservasi, masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang arti konservasi. Banyak yang menganggap bahwa konservasi merupakan upaya pelestarian sumber daya alam, yang mana masyarakat tidak diperkenankan untuk memanfaatkan potensi sumber daya tersebut. Sehingga banyak terjadi upaya penolakan akan program ini. Sebagai akibatnya upaya pelestarian sumber daya alam yang terkandung di ekosistem tersebut, termasuk perairan menjadi tidak berjalan.
Berkaitan dengan itu maka pemahaman tentang manajemen konservasi lahan dan sumberdaya pesisir sangat diperlukan. Berhubung permasalahan lingkungan terus berubah dari waktu ke waktu, termasuk upaya pemerintah menangani permasalahan tersebut, maka buku ini diharapkan bisa bermanfaat. Buku ini berisi mengenai pengertian sumber daya pesisir dan manajemen yang bagaimana yang diperlukan, diantaranya melalui manajemen konservasi lahan dan sumberdaya pesisir. Dimana mangrove khususnya di Kabupaten Banyuwangi yang telah diidentifikasi dijelaskan ciri serta fungsinya baik secara ekologi maupun ekonomi. Bab berikutnya menceritakan mengenai partisipasi masyarakat dalam setiap program manajemen konservasi lahan dan sumberdaya pesisir, karena keberlanjutan daripada sumber daya alam adalah bagaimana masyarakat lokal ikut dalam program tersebut. Disamping itu, buku ini juga terdapat beberapa studi kasus mengenai mangrove di beberapa titik di Kabupaten Banyuwangi.