Pada dasarnya, semua komunitas masyarakat memiliki proses untuk menjadi "cerdas dan berpengetahuan". Masyarakat Adat sebagai sekelompok orang yang secara turun temurun di wilayah geografis yang sama, memiliki keturunan dan kesamaan leluhur dengan identitas budaya yang kuat. Penggunaan pengetahuan asli masyarakat Adat dapat disebut sebagai indigeneous knowledge. Indigeneous knowledge dinilai sangat berharga dan memiliki manfaat tersendiri dalam kehidupan. Sistem dikembangkan berdasarkan kebutuhan untuk hidup, memelihara dan mengejar kehidupan yang sesuai dengan keadaan, kondisi, kemampuan dan nilai-nilai pengalaman dalam masyarakat adat yang bersangkutan. Berkat indigeneous knowledge, masyarakat dapat melanjutkan hidupnya, bahkan berkembang secara berkelanjutan (sustainable development). Kelestarian nilai-nilai budaya selalu dipelihara oleh masyarakat Adat dengan upaya-upaya pendidikan yang tertanam sejak dini. Proses transformasi nilai-nilai tersebut dibentuk oleh keluarga, lingkungan dan ketokohan yang selalu senantiasa dibangun dalam kesehariannya.
Kajian keilmuan pendidikan masyarakat berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan ketahanan pangan dapat dikaji sebagai bagian dari proses pendidikan di masyarakat. Masyarakat sebagai objek pendidikan masyarakat, berpandangan bahwa masyarakat digerakkan melalui edukasi, melalui pemikiran-pemikiran kritis terhadap pengembangan dirinya dan komunitasnya. Masalah pangan dapat dipandang sebagai hasil kontruksi sosial masyarakat. Pada kajian pendidikan masyarakat, konteks perilaku pemenuhan ketahanan pangan dipandang sebagai hasil interaksi edukasi masyarakat. Perilaku pemenuhan ketahanan pangan masyarakat Adat merupakan sebuah realitas hasil interpretasi dan relasi sosial di masyarakat. Perilaku ini merupakan hasil dari proses interaksi edukasi yang terjadi di masyarakat Adat melalui transformasi pengetahuan lokal.