Yesus, anak laki-laki yang lahir dari rahim seorang gadis perawan dari kota Nazareth bernama Maria,dan ayah angkatnya Yusuf , yang hidup penuh kesederhanaan sejak lahir. Ia dikenal sebagai anak tukang kayu yang tanpa pendidikan yang istimewa dan berpenampilan sangat sederhana. Meskipun hidup dalam kesederhanaan tetapi pengetahuan-Nya mengenai hukum taurat dan kehendak Allah sangat asli dan outentik. Yesus berani mewartakan hukum itu tanpa dikekang oleh adat kaku, formalism, dan legalisme, yang membelenggu kaum penafsir hukum dan teologi sezaman. Yesus menampilkan hukum seperti ungkapan kehendak Allah, yakni keselamatan manusia. Hal yang membuat begitu banyak orang yakin dan percaya tentang apa yang di ajarkannnya.
Teladan, perjalanan, pengajaran, dan mukjizat Yesus bertahan sampai saat ini. Yesus senantiasa berkeliling memberikan pengajaran dan seruan pertobatan,melalui perumpamaan-perumpamaan yang ia bawakan ketika mengajar yang kemudian di tuliskan kembali oleh rasul –rasul atau pengikutnya didalam Injil. Begitu banyak pengajaran yang di ajarkan Yesus kepada para pengikutnya seperti tentang Ketaatan Kepada Bapa Di Sorga yang kemudian diteladani oleh pengikut-Nya.
Ketaatan Yesus Kristus yang digambarkan dalam Injil Yohanes adalah ketaatan kasih yang berakar dan bersumber dari kasih Allah Bapa. Ia sendiri telah terlebih dahulu mengasihi Yesus Kristus, Putera-Nya, sehingga Yesus berkata “Seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal didalam kasih-Nya”. Kata “seperti” menunjukkan tabiat ketaatan Kristus kepada Bapa dan demikianlah para pengikut-Nya,(Yoh.15:9-10). Ketaatan-Nya adalah pernyataan kasih-Nya. Yesus memiliki hubungan yang istimewa dengan Allah Bapa, sebab hanya Dia yang telah melihat Bapa (Yoh.6:46).
Ketaatan Yesus menjadi teladan bagi seluruh pengikutnya, para biarawan- biarawati maupun orang awam. Namun tidaklah mudah untuk menjadi orang yang taat akan ajaran Yesus, begitu banyak godaan dan rintangan yang bisa saja di temui. Dan ini tidaklah mudah bahkan sulit bagi setiap suster misi abdi Roh Kudus dalam melaksanakan tugas perutusan Yesus melalui tarekat. Dan sering terjadi bahwa anggota tarekat maupun calon guru katekis, menjalankan ketaatan dengan suatu motivasi kurang murni atau supaya menyenangkan hati pemimpin atau pribadi tertentu sehingga ia selalu berada dipihak yang baik dan diberi kepercayaan untuk suatu tugas tertentu. Pada halnya bertentangan dengan pengertian ketaatan Yesus Kristus.
Kemudian bagaimana caranya agar bisa menjalankan tugas perutusan dan teladan hidup Yesus dengan baik? Dengan memahami dan menghayati secara tepat dan benar ketaatan Yesus Kristus menurut injil Yohanes maka dapat membantu mengarahkan setiap anggota dalam tarekat dan sebagai awam untuk hidup bersatu dan bersumber pada Yesus Kristus melalui hidup doa secara pribadi, sehingga menyadari dan mengalami bahwa sungguh-sungguh dicintai Yesus Kristus, karena Allah Bapa telah lebih dahulu mencintai Yesus Kristus Putera-Nya.